07 Agustus 2009

Strawberry silva dan treestar dari Tawangmangu


Bentuknya unik, seperti bentuk hati. Warna buah-nya yang sudah matang pun merah menggoda. Dan rasanya, wow luar biasa manis dan segar kalau beruntung mendapatkan yang kualitasnya tinggi.

Warna merah pada strawberry matang sangat beralasan. Warna merah itu disebabkan karena buah ini kaya pigmen warna antosianin dan mengandung antioksidan tinggi. Mendengar kata antioksidan, anda tentu sudah tahu bahwa itu artinya, khasiatnya sangat banyak. Dan anda benar! Buah strawberry menyimpan nutrisi yang luar biasa. Selain antioksidan tersebut, ia juga kaya serat, rendah kalori, dan mengandung vitamin C, folat, potassium, serta asam ellagic.

Terletak di lereng Gunung Lawu, lahan pertanian di Tawangmangu memang terkenal kesuburannya. Dari daerah itu dihasilkan berbagaai jenis sayur-sayuran dan buah-buahan yang berkualitas tinggi, seperti wortel, sawi, kobis, pisang, ubi, jeruk, dan lainnya.

Setelah masa keemasan jeruk Tawangmangu yang terkenal manis dan sedikit masam turun akibat serangan hama, para petani terutama yang tinggal di Desa Kalisoro mulai membudidayakan strawberry sebagai pengganti jeruk.

Bebas Pestisida

Sebelumnya, pola tanam strawberry masih bersifat liar. Artinya, mereka menanam tapi buahnya dimakan sendiri. Kalau pun dijual, untungnya tak seberapa karena hasilnya jelek. Tapi sekarang banyak petani yang mulai serius menanam strawberry. Bahkan, mereka mengandalkan hidupnya dari tanaman itu, karena keuntungannya cukup besar.

Setiap 1 kilogram strawberry yang kategori super, petani menjual pada pedagang di supermarket dan swalayan seharga Rp 35.000. Strawberry yang dijual juga bebas dari pestisida, sehingga langsung bisa dimakan tanpa takut keracunan. Biasanya kalau petani menggunakan pestisida dalam bercocok tanam, maka buah yang baru dipanen akan membusuk dalam jangka waktu dua hari. Dan petani pun akan rugi sendiri.

Comments :

0 komentar to “Strawberry silva dan treestar dari Tawangmangu”


Posting Komentar